
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pengelompokkan gejala klinik yang teramati, diagnosis diskriptif (dengan mengabaikan berbagai latar belakang teori yang menjelaskan mengapa gejala tersebut muncul.
1. Diagnosis multiaksial mempunyai 5 aksis :
Aksis I : Diagnosis Klinik
Merupakan gejala-gejala klinik yang terbukti dalam pemeriksaan dikelompokkan ke dalam kriteria diagnosis.
Contoh : gangguan depresi (gejala utama adalah rasa sedih), gangguan psikotik (gejala utamanya kehilangan kemampuan menilai realitas), gangguan cemas (gejala utamanya adalah cemas).
Aksis II : Ciri/gangguan Kepribadian & Retardasi Mental
Merupakan ciri atau gangguan kepribadian yaitu pola perilaku yang menetap (kebiasaan, sifat) yang tampak dalam persepsi tentang diri dan lingkungan (yang akan ditampilkan dalam pola interaksi dengan orang lain).
Contoh : gangguan kepribadian anankastik segala sesuatu yg dilihat harus sempurna, orang lain harus mengikuti perkataannya shg seringkali menimbulkan kekecewaan pd dirinya sering terdpt suatu yg mengakibatkan obsesif kompulsif
Aksis III : Penyakit Fisik
Penyakit atau kondisi fisik, khususnya yang perlu diperhatikan pada tatalaksana atau menjadi penyebab munculnya gangguan yang dituliskan di aksis I.
Aksis IV : Stresor Psikososial
Merupakan stressor psikososial yaitu semua peristiwa yang mencetuskan gangguan yang dituliskan di aksis I.
Contoh : hubungan antar individu (bercerai, ditinggal meninggal).
Aksis V : Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian yang dinilai dari :
– fungsi social (hubungan social dengan keluarga dan masyarakat)
– fungsi peran (yang dinilai mutu dan produktivitas peran yang disandang subyek)
– pemanfaatan waktu luang
– fungsi perawatan diri
Originally posted 2016-10-24 06:56:29.