Selama bulan Ramadan, umat muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Sejak terbit hingga terbenamnya matahari, mereka tidak mengkonsumsi makanan maupun minuman serta kegiatan seksual. Tentunya, mereka yang menjalankan ibadah puasa memiliki kesempatan yang lebih sedikit terkait dengan kuantitas maupun frekuens intake makanan. Hal ini dipercaya memiliki manfaat dari segi kesehatan terutama terkait dengan penurunan berat badan serta perubahan metabolik yang baik. Berpuasa di bulan Ramadan diteliti memberikan beberapa efek pada kadar beberapa penanda biokimia dalam darah yang berkaitan dengan kelainan vaskular serta metabolik seperti profil lipid. Pernah dilaporkan bahwa terdapat peningkatan kadar HDL (kolesterol baik) serta penurunan LDL (kolesterol jahat) pada hari 28 Ramadan. Selain itu, pada penelitian yang melibatkan pasien-pasien dengan diabetes melitus tipe 2 dilaporkan bahwa setelah berpuasa di bulan Ramadan terjadi penurunan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL dibarengi dengan peningkatan HDL. Perubahan profil lipid itu sendiri dapat bervariasi tergantung pada kualitas dan kuantitas intake makanan dan aktivitas fisik.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shebab dkk yang dilakukan pada 65 orang dewasa di populasi Arab melaporkan bahwa secara umum, tekanan darah sistolik, berat badan, lingkar lengan, indeks massa tubuh secara signifikan lebih rendah selama Ramadan dibandingkan dengan sebelum dan sesudah Ramadan. Lebih penting lagi adalah pada 4 minggu setelah Ramadan, didapatkan bawah kadar HDL lebih tinggi sedangkan LDL lebih rendah daripada sebelumnya. Secara lengkap, perubahan-perubahan yang terjadi sesuai dengan tabel berikut.
Table Comparison of changes in blood pressure, Wt, WC, BMI, lipids, and lipoproteins levels before Ramadan (pre-Ramadan), Ramadan, and four weeks after Ramadan (post-Ramadan); using MIXED ANOVA. (n = 65).
Perbaikan tersebut berkaitan dengan turunnya gaya hidup tidak sehat yang ditandai dengan konsumsi asam lemak jenuh dan karbohidrat berlebih ditambah dengan kurangnya olahraga teratur sebagai faktor yang mendasari gangguan metabolik seperti obesitas, dislipidemia, diabetes dan hipertensi. Sementara itu, menjaga diet seimbang intake energi yang sedang dilengkapi dengan olahraga teratur tidak hanya menurunkan lemak tubuh dan meningkatkan massa otot tetapi berperan juga dalam pencegahan dan manajemen obesitas. Dalam ini, puasa di bulan Ramadan dapat memfasilitasi seseorang untuk menurunkan intake makanan serta meningkatkan aktivitas fisik orang.
Peningkatan aktivitas fisik berkaitan dengan sholat taraweh yang dilaksanakan sekitar 1-2 jam sesudah berbuka puasa. Juga ditambah dengan sholat tahajud yang dilakukan seringkali setelah tengah malam terutama pada 10 malam terakhir. Kegiatan ibadah tersebut dianggap setara dengan aktivitas fisik moderat
Pada penelitian Shebab tersebut, sedikit penurunan berat badan (<1 kg) diamati pada semua subjek pada akhir Ramadan. Akan tetapi, kebanyakan subjek ternyata kembali mengalami peningkatan berat badan (kembali ke baseline) dalam 4 minggu pasca Ramadan. Data semacam ini juga pernah didapatkan pada 2 penelitian lain. Namun, penurunan berat badan meskipun kurang dari 5% dapat menghasilkan perbaikan kesehatan berkaitan dengan diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit jantung dan disfungsi endotel.
Penurunan berat badan yang sedikit berkaitan dengan dehidrasi ringan karena restriksi cairan selama Ramadan. Sementara itu perubahan pada ritme sikardian terkait makanan dapat tertutupi oleh konsumsi makanan berlebih pada malam hari terutama yang mengandung tinggi karbohidrat dan lemak. Sementara itu, penurunan tekanan darah yang diamati pada penelitian tersebut diperkirakan berkaitan dengan inhibisi katekolamin selama lapar.
Sayangnya pada penelitian tersebut tidak diketahui macam-macam makanan yang dikonsumsi oleh masing-masing subjek sehingga tidak dapat ditelaah lebih lanjut. Meskipun sulit dilakukan analisis tentang asosiasi mengingat terdapat perubahan-perubahan yang bersifat multiple di bulan Ramadan, seperti makanan yang berbeda, lebih banyak sholat, waktu makan yang berbeda, dehidrasi dan semacamnya, penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat potensi yang berkaitan dengan perbaikan kesehatan pada bulan Ramadan.
Referensi:
Shehab A, Abdulle A, El Issa A, Al Suwaidi J, Nagelkerke N. Favorable Changes in Lipid Profile: The Effects of Fasting after Ramadan. PloS One. 2012;7(10):e47615.
Originally posted 2016-10-22 06:06:14.