Nutrisi Pada Kehamilan
Posted on: 19 Februari 2023, by : admin

Ibu hamil tidak lagi hanya bertanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mencukupi kebutuhan nutrisinya. Janin yang berada dalam kandungannya, amat tergantung pada sikap dan perilaku ibu, terutama yang menyangkut kebutuhan nutrisi. Tentunya, karena harus memenuhi kebutuhan untuk dua individu, asupan makanan pun harus ditingkatkan. Namun, jangan sampai pula timbul kekhawatiran berlebih sehingga asupan makanan maupun suplemen justru terlampau tinggi. Secara normal, wanita hamil memang akan mengalami kenaikan berat badan yang terjadi tidak hanya karena adanya janin dan organ-organ kehamilan lain, melainkan juga karena peningkatan massa lemak.

Peningkatan berat badan yang disarankan pada ibu hamil tergantung pada indeks massa tubuh (IMT) sebelum hamil. Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus, IMT=berat badan (dalam Kg)/tinggi badan kuadrat (dalam meter).

  • Wanita dengan IMT di bawah normal, yaitu <19,8 disarankan mengalami peningkatan berat  badan sebesar 12,5-18 Kg.
  • Wanita dengan IMT normal, yaitu 19,8-26 disarankan mengalami peningkatan berat badan sebesar 11,5-16 Kg.
  • Wanita dengan IMT tinggi, yaitu 26-29 disarankan mengalami peningkatan berat badan sebesar 7-11,5 Kg.
  • Wanita dengan IMT obesitas, yaitu >29 disarankan mengalami peningkatan berat badan sebesar 7 Kg.

Untuk kehamilan kembar, peningkatan berat badan yang disarankan berkisar antaraa 16-20 Kg.

Peningkatan berat badan tidak boleh terlalu berlebihan karena obesitas nantinya dapat meningkatkan berbagai resiko terjadinya komplikasi kehamilan seperti hipertensi pada kehamilan, preeklampsia, diabetes gestasional, makrosomia, dan persalinan caesar. Sebaliknya, jika terlalu kurang, dikhawatirkan terjadi gangguan tumbuh kembang janin dalam kandungan serta tidak turunnya kesehatan ibu hamil karena defisit energi. Yang paling sering ditemui pada kejadian kurangnya nutrisi ibu hamil adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah. Selain secara fisik, beberapa penelitian pada hewan menunjukan adanya gangguan perkembangan otak pada janin yang dikandung oleh induk yang mengalami kekurangan nutrisi.

Berat badan yang didapatkan selama kehamilan tidak dengan cepat kembali turun setelah persalinan. Namun, memang semakin besar berat badan yang didapatkan selama kehamilan, semakin besar pula yang hilang setelah persalinan. Karena setelah persalinan, janin, plasenta dan organ-organ kehamilan lainnya sudah keluar, penurunan berat badan paling besar memang terjadi segera setelah persalinan, kurang lebih sebesar 5,5 Kg. Selanjutnya, dalam dua minggu kemudian, terjadi kehilangan hingga 4 Kg. Dalam 2 minggu hingga 6 bulan kemudian, dapat terjadi tambahan kehilangan berat badan sebesar 2,5 Kg. Perlu diingat kembali bahwa perhitungan tersebut tidak selalu sama antara satu wanita dengan wanita lain karena ada banyak faktor yang mempengaruhi seperti aktivitas, konsumsi makanan, menyusui, berat badan yang didapat selama kehamilan, dsb.

Kalori untuk Ibu Hamil

Wanita yang sedang hamil, membutuhkan kalori yang lebih banyak, yaitu sekitar 100 hingga 300 kalori perharinya. Angka tersebut merupakan besaran kalori tambahan yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics and American College of Obstetricians and Gynecologists. Kebutuhan kalori ini harus tercukupi. Jika tidak, tubuh akan memecah protein sebagai sumber energi. Padahal, protein tersebut semestinya digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Namun, perlu diperhatikan bahwa energi yang dibutuhkan juga terkait dengan aktivitas. Oleh karena itu, ibu hamil yang aktif akan membutuhkan energi yang lebih banyak dibandingkan mereka yang cenderung kurang aktif karena kehamilan.

Kurang lebih, berikut adalah kilokalori kumulatif yang diperlukan selama kehamilan:

Grafik Kebutuhan Kalori pada Kehamilan

Protein

Kebutuhan protein meningkat karena terdapat kebutuhan tambahan untuk pertumbuhan dan remodeling janin, plasenta, uterus dan payudara serta peningkatan volume darah ibu hamil. Beberapa asam amino, atau senyawa penyusun protein mengalami penurunan konsentrasi dalam darah, misalnya adalah ornitin, glisin, taurin, dan proline. Sementara itu, beberapa mengalami peningkatan seperti asam glutamat dan alanin. Protein yang disimpan selama paruh kedua kehamilan adalah sekitar 1000 gram atau 5-6 gram perhari.

Ibu hamil disarankan dapat mengkonsumsi daging merah, daging ayam, susu, telur, keju, maupun ikan. Makanan-makanan tersebut sebaiknya dikonsumsi secara bergantian atau bervariasi supaya kandungan asam amino di dalamnya dapat saling melengkapi. Susu dan produk susu, selain menjadi sumber protein yang baik, juga dapat berperan untuk mensuplai kalsium yang baik untuk ibu hamil dan menyusui.

Mineral

Umumnya, kebutuhan akan mineral akan sudah tercukupi apabila peningkatan berat badan yang disarankan juga tercukupi. Hal tersebut dikarenakan makanan-makanan yang dikonsumsi biasanya sudah mengandung mineral-mineral tersebut. Yang perlu diperhatikan khusus untuk mineral adalah besi atau Fe.

  • Besi

Besi merupakan mineral yang kebutuhannya meningkat secara signifikan pada kehamilan. Sekitar 300 mg besi ditransfer ke janin dan plasenta ditambah dengan 500 mg digunakan dalam rangka meningkatkan massa hemoglobin ibu hamil, terutama pada pertengahan kehamilan. Kebutuhan wanita hamil akan besi adalah sekitar 7 mg per hari. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dari intake maupun dari cadangan besi yang ada.

 

Sekitar 30 mg elemen besi dalam bentuk ferrous gluconate, sulfate, atau fumarate yang dikonsumsi setiap hari pada pertengahan kedua kehamilan dapat membantu mencukupi kebutuhan besi sekaligus sebagai penghemat cadangan besi yang sudah ada. Jumlah tersebut juga sekaligus untuk mencukupi kebutuhan saat menyusui. Wanita dengan kehamilan kembar membutuhkan suplementasi besi yang lebih tinggi, yaitu berkisar antara 60-100 mg perhari. Kebutuhan yang lebih besar tersebut juga berlaku untuk wanita yang baru memulai suplementasi besi pada usia kehamilan yang sudah lanjut, mengkonsumsi besi secara tidak teratur maupun memiliki kondisi penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Wanita yang mengalami anemia karena kekurangan besi umumnya berespon baik terhadap suplementasi garam besi.

 

Suplementasi besi sebaiknya dimulai setelah usia kehamilan lebih dari 4 bulan karena sebelum 4 bulan, kebutuhan besi tambahan belum terlalu diperlukan. Selain itu, suplementasi besi yang terlalu awal juga dapat meningkatkan kejadian mual dan muntah. Meskipun tidak harus, konsumsi suplemen besi sebaiknya dilakukan pada saat hendak tidur atau saat lambung kosong (tidak dekat dengan waktu makan). Hal tersebut dapat membantu absorpsi besi serta mengurangi kemungkinan muncul rasa tidak enak pada sistem pencernaan.

 

  • Kalsium

Kalsium penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin terutama bagian tulang. Sekitar 30 gram kalsium disimpan oleh wanita hamil, termasuk yang dideposit pada janin terutama pada akhir kehamilan. Namun, pada janin, kalsium yang dideposit hanya sekitar 2,5 persen dari kadar kalsium total pada ibu. Wanita hamil mengalami peningkatan kemampuan absorpsi kalsium pada usus serta terjadi pengurangan pengeluaran kalsium. Kondisi tersebut merupakan kompensasi supaya kebutuhan akan kalsium tetap tercukupi. Secara umum, suplementasi kalsium pada ibu hamil tidak terlalu diperlukan asalkan wanita hamil sudah mencukupi kebutuhan nutrisinya sehingga terjadi peningkatan berat badan sesuai yang direkomendasikan. Kebutuhan kalsium pada wanita hamil dan menyusui kurang lebih sama dengan wanita yang tidak hamil yaitu sekitar 1000 mg perhari.

Untuk mencukupi kebutuhan akan kalsium, ibu hamil dapat mengkonsumsi tiga hingga empat sajian dari segelas susu (250 ml) atau satu porsi yogurt (200g) atau dua potong keju (40 gram).

  • Seng

Kekurangan seng dapat berdampak pada penurunan nafsu makan, pertumbuhan yang tidak optimal serta gangguan penyembuhan luka. Juga, kondisi defisiensi seng berperan dalam terjadinya dwarfism dan hipogonadisme. Pada kulit, terdapat suatu kondisi yang disebut sebagai acrodematitis enteropathica yang terjadi pada defisiensi berat akan seng yang terjadi secara kongenital. Namun, hingga saat ini, belum ditentukan secara pasti seberapa besar suplementasi seng yang aman untuk wanita hamil. Hanya saja, yang disarankan intake akan seng (yang dapat melalui makanan) adalah sekitar 12 mg perhari. Suplementasi seng pada wanita hamil dapat membantu untuk mengurangi resiko diare, disentri dan impetigo pada bayi yang lahir dengan berat badan rendah. 

  • Yodium

Yodium penting bagi perkembangan otak  dan sistem saraf lainnya dari janin. Kebutuhan Yodium meningkat sekitar 47%  saat hamil dan 80% selama menyusui. Makanan sehari-hari, seperti seafood dan daging dapat menjadi sumber yang cukup untuk yodium. Akan tetapi suplementasi yodium dapat diberikan untuk memastikan kebutuhannya untuk pertumbuhan janin tetap tercukupi. Pada janin, kekurangan akan yodium dapat berdampak pada kondisi seperti kretinisme, yang ditandai dengan berbagai defek neurologis berat.

  • Potassium

Kadar potassium pada wanita hamil berkurang sekitar 0,5 mEq/L pada pertengahan kehamilan. Dampak kekurangan potassium pada wanita hamil kurang lebih sama seperti wanita tidak hamil.

 

Vitamin

Kebutuhan tambahan akan vitamin umumnya sudah terpenuhi apabila konsumsi kalori dan protein sudah adekuat. Yang menjadi pengecualian adalah asam folat, yang mana seringkali dibutuhkan suplementasi tersendiri terutama pada wanita hamil dengan muntah-muntah berkepanjangan, anemia hemolisis, atau janin lebih dari satu. Namun, jika ada keraguan akan intake nutrisi ibu hamil, terutama pada lingkungan yang kurang sejahtera, dapat dilakukan pemberian multivitamin yang mana dapat mengurangi kejadian bayi berat lahir rendah dan pertumbuhan janin yang terganggu.

  • Asam Folat

Intake dari nutrisi sehari-hari biasanya masih belum dapat mencukupi kebutuhan akan folat. Oleh karena itu, suplementasi tambahan asam folat tambahan tetap direkomendasikan.

Asam folat amat besar peranannya dalam mencegah terjadinya defek tabung saraf pada janin, seperti spina bifida. Sekitar setengah dari defek tersebut dapat dicegah dengan suplementasi 400 ug asam folat per hari pada masa perikonsepsi. Wanita dengan riwayat memiliki anak dengan defek tabung saraf dapat mengalami kejadian yang sama pada kehamilan berikutnya. Dengan suplementasi asam folat sebesar 4 mg perhari pada bulan sebelum konsepsi dan selama trimester pertama, resiko berulangnya defek tersebut dapat berkurang. Perlu diperhatikan mengapa asam folat mulai dikonsumsi sejak sebelum hamil atau konsepsi. Hal tersebut dikarenakan pembentukan tabung saraf (yang hendak dicegah kemungkinan gangguannya) terjadi dalam minggu-minggu awal kehamilan yang mana seringkali seseorang juga belum sadar bahwa dirinya hamil karena memang belum melewati jadwal haid yang semestinya. Kebanyakan wanita hamil curiga dirinya hamil apabila tidak haid pada jadwal yang semestinya. Oleh karena itu, suplementasi yang dimulai setelah wanita sadar hamil (setelah beberapa minggu kehamilan), bisa saja sudah terlambat.

  • Vitamin A

Intake tambahan akan vitamin A tidak direkomendasikan karena biasanya sudah tercukupi pada konsumsi keseharian. Ditambah lagi, jika konsumsi vitamin A berlebih, justru dikhawatirkan terjadi beberapa defek pada kelahiran. Konsumsi yang dianggap berlebih adalah sekitar 10.000-50.000 IU perhari. Namun, jika sampai terjadi defisiensi vitamin A, dapat terjadi kondisi seperti ibu hamil dengan rabun senja sedangkan pada janin dapat terjadi peningkata resiko anemia dan kelahiran prematur spontan.

 

  • Vitamin B12

Kadar vitamin B12 pada wanita hamil berkurang karena terjadi penurunan protein pembawa dalam plasma yaitu transkobalamin. Vitamin B12 bisa didapatkan dari makanan hewani. Kadar vitamin B12 juga dapat berkurang pada mereka yang mengkonsumsi vitamin C berlebihan. Meskipun masih diperdebatkan, vitamin B12 juga dapat mencegah terjadinya defek tabung saraf sebagaimana asam folat.

 

  • Vitamin B6

Suplementasi vitamin B6 umumnya tidak terlalu diperlukan pada wanita hamil kecuali mereka yang beresiko mengalami defisiensi seperti pada pelaku penyalahgunaan obat, remaja dan janin lebih dari satu. Suplementasi yang dapat diberikan adalah sebesar 2 mg perhari.

 

  • Vitamin C

Rekomendasi konsumsi vitamin C perhari adalah sebesar 80-85 mg/hari. Angka tersebut lebih tinggi 20% daripada wanita tidak hamil.

 

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam memberikan edukasi kepada wanita hamil, antara lain adalah secara umum menyarankan wanita hamil untuk makan makanan dengan jumlah yang dia sukai. Selain itu, pastikan bahwa makanan yang disarankan memang terjangkau sesuai kondisi ekonomi dan sosial pasien. Peningkatan berat badan perlu dimonitor supaya dapat dipantau apabila kurang atau berlebih. Diskusi mengenai makanan yang sudah dikonsumsi perlu dilakukan untuk memantau nutrisi yang sekiranya sudah didapatkan serta adanya kemungkinan konsumsi yang masih kurang tepat. Sebelum kehamilan dan selama masa awal kehamilan, suplementasi asam folat perlu diberikan. Juga, perlu ditambahkan tablet besi yang mengandung sekitar 27 mg besi perhari. Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk memantau nilai hematokrit dan hemoglobin terutama pada kehamilan 28 hingga 32 minggu sehingga adanya penurunan yang signifikan dapat terdeteksi.

 Kondisi-Kondisi Khusus Selama Kehamilan dan Kaitannya dengan Nutrisi dan Konsumsi Makanan

Mual Muntah

Jika ibu hamil mengalami mual dan muntah berlebih, terutama di masa awal kehamilan, sebaiknya ibu hamil mencoba mengkonsumsi makan makanan yang memang cukup disukai, terutama yang tidak merangsang muntah dan mual tersebut. Suplemen dapat dikonsumsi pada saat sedang tidak merasa sakit atau mual muntah tersebut. Makanan sebaiknya dikonsumsi dalam porsi kecil, tetapi frekuensinya lebih sering. Dengan begitu, jumlah total makanan yang dikonsumsi sepanjang hari tetap sesuai kebutuhan. Makan-makanan yang kering, terutama snack yang kaya karbohidrat dapat dicoba seperti biskuit, roti bakar, sereal atau buah. Biskuit kering dapat disiapkan di dekat tempat tidur untuk bisa dimakan sebelum bangun di pagi hari. Supaya perut tidak terlalu penuh, karena tubuh tetap membutuhkan cairan, maka sebaiknya waktu untuk konsumsi cairan yang cukup dilakukan di luar waktu makan. Namun, tetap minum saat waktu makan tentu masih diperlukan. Hanya saja, jangan terlalu banyak. Makanan yang berlemak dan pedas dapat memicu mual dan muntah sehingga patut dikurangi.

Rasa Panas di dada

Sensasi ini seringkali dikenal sebagai heartburn. Heartburn terjadi umumnya pada trimester ketiga karena janin sudah mulai besar ukurannya sehingga makanan mengalir secara lambat di dalam usus. Untuk mengatasi ini, prinsip makan dalam porsi kecil tetapi sering disarankan. Sesudah makan, sebaiknya jangan langsung berbaring atau rebahan. Pastikan tubuh tetap dalam posisi tegak atau setidaknya duduk lurus. Jangan minum terlalu banyak. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari akan cairan dapat dilakukan konsumsi minuman di luar waktu makan. Makan-makanan yang asam, berlemak dan pedas, selain memicu mual muntah juga dapat memicu rasa sensasi terbakar di dada sehingga perlu dikurangi atau bahkan dihindari. Susu dan yogurt merupakan minuman yang disarankan untuk mengurangi gejala heartburn tersebut.

Konstipasi

Konstipasi dapat dibantu diatasi dengan mengkonsumsi makanan berserat tinggi seperti gandum, buah dan sayur-sayuran. Mengkonsumsi cairan yang cukup juga membantu mencegah sulit buang besar atau tinja yang keras. Aktivitas fisik tidak boleh ditinggalkan supaya usus tidak malas. Jika aktivitas fisik terlalu rendah, pergerakan usus juga akan turun atau menjadi tidak terlalu aktif. Akibatnya dapat terjadi konstipasi.

Referensi dan Bacaan Lebih Lanjut:

Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. Williams Obstetrics: Antepartum-Prenatal Care. 23rd Ed. Amerika Serikat: McGraw Hill; 2010. p.259-66

Healthy Eating During Pregnancy. Diunduh dari http://www.nutritionaustralia.org/national/resource/healthy-eating-during-pregnancy. Diakses 15 September 2013.

Originally posted 2016-10-22 14:13:06.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: