Anak-anak bukanlah orang dewasa yang berbadan kecil. Biopsikososial seorang anak belumlah berkembang sebagaimana orang dewasa, termasuk fungsi-fungsi fisiologis dan tumbuh kembang. Anak-anak masih mengalami tumbuh kembang yang pesat, yang rentan sekali mengalami gangguan dan hambatan.
Pertumbuhan seorang anak dimulai sejak konsepsi atau bertemunya sperma dan sel telur pada di dalam rahim seorang wanita (lebih tepatnya pada saluran yang disebut sebagai tuba falopi). Pertumbuhan tersebut akan terus berlanjut hingga seorang anak menjadi dewasa seutuhnya. Sementara itu, perkembangan didefinisikan sebagai maturasi dari fungsi-fungsi.
Untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak, kita dapat melakukan evaluasi pertumbuhan fisik dengan pengukuran berat badan. Selain itu, panjang atau tinggi badan dan lingkar kepala juga menjadi parameter yang berharga dalam memantau pertumbuhan seorang anak.
Sementara itu, perkembangan seorang anak dapat dinilai melalui perkembangan motoric (fisik), kognitif dan psikososial. Perkembangan motorik terdiri dari motorik kasar dan halus. Perkembangan kognitif berupa reseptif dan ekspresif. Perkembangan psikososial terdiri dari perkembangan emosional, sosial dan adaptif.
Salah satu masa utama dari masa anak anak adalah dalam 3 tahun pertama. Pada masa itu, selain tubuh, otak berkembang dengan amat pesat. Pada usia 3 tahun, perkembangan otak mencapai 90%. Oleh karena itu, optimalisasi atau sebaliknya terjadi gangguan tumbuh kembang pada masa tersebut dapat berdampak signifikan bagi hasil akhir pertumbuhan badan dan kecerdasan seorang anak. Dalam tiga tahun pertama, pertumbuhan seorang anak masih tinggi, tetapi lama kelamaan kecepatan pertumbuhan akan semakin menurun. Selanjutnya, terjadi pertumbuhan yang cepat kembali pada saat seorang anak mengalami pubertas.
Tumbuh kembang seorang anak tergantung oleh banyak faktor, baik berupa faktor genetik dan lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang penting pengaruhnya bagi tumbuh kembang adalah nutrisi. Meskipun begitu, faktor lain seperti adanya pengaruh zat kimia, cedera, infeksi, faktor social, emosional dan kultural juga tidak dapat dikesampingkan pengaruhnya bagi tumbuh kembang anak.
Nutrisi begitu penting bagi seorang manusia, terutama anak-anak karena dari nutrisilah energi untuk kehidupan sehari-hari didapatkan. Nutrisi pula yang berperan dalam menjaga seluruh fungsi tubuh tetap optimal, bermanfaat bagi penyembuhan dan pencegahan penyakit. Tentunya, nutrisi juga berperan penting sebagai ‘bahan pokok’ pertumbuhan dan perkembangan anak.
Nutrisi terdiri dari mikronutrien, makronutrien dan air. Disebut makronutrien karena dibutuhkan dalam jumlah besar, biasanya dalam gram, di antaranya adalah karbohidrat, protein dan lemak. Sementara itu, mikronutrien dibutuhkan dalam jumlah kecil (tetapi tetap penting fungsinya), biasanya dalam satuan milligram atau mikrogram, di antaranya adalah vitamin dan mineral.
Apakah lebih baik kelebihan nutrisi dibanding kekurangan? Tentunya tidak. Nutrisi memiliki takaran tertentu yang perlu dipenuhi oleh seseorang, tidak boleh berlebih maupun kurang. Baik defisiensi maupun kelebihan nutrisi memiliki resiko tertentu yang tidak baik untuk kesehatan (tergantung jenis nutrisi apa yang berlebih atau kurang).
Malnutrisi seringkali disalahartikan sebagai gizi kurang atau gizi buruk. Padahal, malnutrisi berarti ‘kesalahan-nutrisi’ baik berupa undernutrisi maupun overnutrisi (berat badan berlebih dan obesitas). Selain itu, ada juga ketidakseimbangan dan defisiensi nutrisi spesifik seperti defisiensi besi dan iodium.
Masalah yang dapat timbul pada kelebihan nutrisi antara lain adalah obesitas, karsinogenesis, penyakit jantung, penyakit paru-pernapasan, penyakit inflamasi dan diabetes. Sementara itu, anak yang kekurangan gizi dapat rentan terhadap masalah seperti osteoporosis, atrofi otot, gangguan sistem pertahanan tubuh, gangguan reproduksi dan gangguan kognitif. Masalah yang terjadi akibat malnutrisi tidak hanya terjadi pada saat itu juga, melainkan dapat berlanjut kelak saat anak lebih dewasa.
Iodium merupakan salah satu mineral yang penting bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan. Seorang anak yang mengalami defisiensi iodium dapat berperawakan pendek, dengan penurunan IQ hingga 13,5 poin, retardasi mental, kretinisme. Pada defiensi iodium, mielinisasi saraf mengalami penurunan.
Selain iodium, mineral yang penting pula untuk kecerdasan seorang anak adalah besi. JIka terjadi defisiensi, IQ dapat mengalami penurunan 10-20 poin. Hal tersebut disebabkan karena pada defiensi besi, terjadi gangguan dalam pertumbuhan dendrit otak, peningkatan glutamate dan GABA sehingga terjadi penurunan efikasi sinaps. Hipomielinisasi yang terjadi dapat mengurangi kecepatan prosesing dalam otak secara global. Juga, adanya gangguan pada metabolism monoamine menyebabkan penurunan motivasi karena pengaruhnya pada striatum dan amigdala. Hasil akhirnya adalah gangguan dalam proses belajar sehingga performa kognitif seorang anak akan menurun.
Penyebab kematian balita di negara berkembang yang terbanyak adalah pneumonia, diare, malaria, campak dan HIV/AIDS. Namun, perlu diperhatikan bahwa 53% dari kasus penyebab kematian pada balita tersebut berkaitan dengan kondisi undernutrisi. Saat seorang anak mengalami undernutrisi, system pertahanan tubuhnya yang memang masih rendah akan jauh semakin rendah. Akibatnya, balita akan rentan terkena suatu infeksi dan semakin sulit untuk melawan infeksi tersebut. Balita yang semestinya tidak sakit saat ada kontak dengan suatu mikroba karena adanya pertahanan tubuh dapat menjadi sakit apabila sistem pertahanan tubuh tersebut turun atau lemah.
Undernutrisi memiliki keterkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung pada 60% dari 10,9 juta kematian pada balita. Sekitar 2/3nya berkaitan dengan pola pemberian makan yang tidak tepat pada tahun pertama kelahiran. Di seluruh dunia, ternyata bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 4 bulan pertama ternyata kurang dari 35%. Masalah lain yang ada adalah pemberian makanan pendamping ASI yang terlampau cepat atau lambat. Selain itu, nutrisi yang diberikan seringkali tidak adekuat dan tidak sehat (menu maupun penyajian).
Menyusui
ASI eksklusif merupakan nutrisi ideal dan cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal hingga 6 bulan pertama kelahiran.
Segera sesudah lahir, menyusu harus segera diinisasi dengan metode IMB (inisiasi menyusu dini) kecuali kondisi ibu dan bayi tidak memungkinkan. IMB amat berguna baik untuk ibu maupun bayi. Saat seorang bayi mulai menghisap puting payudara ibunya, suatu hormon yang disebut oksitosin dilepaskan. Oksitosin tersebut menimbulkan kontraksi uterus (rahim) untuk mempermudah terlepasnya plasenta dan mengurangi perdarahan segera sesudah persalinan. Selain itu, air susu awal yang keluar, berupa kolostrum penting untuk memberikan imunitas bagi si bayi.
Pada masa awal sesudah kelahiran bayi, kandungan IgA dan laktoferin dalam ASI sangat tinggi, hingga lama kelamaan akan menurun setelah 3 hari. Oleh karena itu, segera mulai menyusui setelah bayi terlahir penting untuk membantu meningkatkan sistem pertahanan tubuh bayi.
Posisi menyusui yang tepat menjadi salah satu kunci keberhasilan menyusui. Posisi menyusui yang benar akan memudahkan bayi untuk menempel dan menghisap secara efektif serta mencegah terjadinya lecet pada puting. Bayi diposisikan dengan leher lurus atau sedikit mendongak. Badan bayi diarahkan menempel pada ibu serta disangga dengan baik. Kepala, bahu dan badan bayi harus dalam satu garis lurus.
Ada beberapa hal yang dapat kita perhatikan untuk memastikan seorang bayi sudah menempel dengan baik pada saat menyusu. Perhatikan bahwa dagu bayi menyentuh payudara. Arahkan puting pada bibir bayi, nantinya dia akan membuka mulutnya lebar-lebar. Sesudah itu barulah arahkan puting ke mulut bayi. Bibir bawahnya akan menekuk keluar atau dower. Si ibu dapat memperhatikan bahwa areola (bagian yang menghitam di tepi sekitar puting) akan nampak lebih luas dibandingkan dengan bagian bawah. Jika posisi menyusui tepat, si ibu tidak akan merasakan nyeri.



Untuk dapat menilai apakah ASI yang diberikan sudah cukup, peningkatan berat badan menjadi salah satu parameter yang dapat dinilai.
- Trimester 1: 25-30 g/hari atau 750-900 g/bulan
- Trimester 2: 20 g/hari atau 600 g/bulan
- Trimester 3: 15 g/hari atau 400 g/bulan
- Trimester 4: 10 g/hari atau 200-300 g/bulan
Frekuensi berkemih juga perlu diperhatikan. Karena menggunaan popok, frekuensi berkemih memang tidak bisa dinilai secara langsung, tetapi dapat menggunakan patokan ganti popok per harinya, yang mana normalnya adalah sekitar 6-8 kali perhari. Popok diganti apabila sudah basah dan penuh dengan urin, tidak hanya basah. Bayi yang mendapatkan ASI akan buang air besar lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang minum susu formula.
Menyusui dilakukan secara on demand atau sesuai dengan kemauan bayi. Apabila si bayi ingin menyusu, ASI perlu diberikan. Namun, alangkah baiknya jika si ibu dapat memperkirakan jam-jam si bayi mulai minta minum ASI, yang tanda tandanya dapat berupa mulut membuka hingga menangis. Apabila si ibu sudah dapat memperkirakan jadwal bayi ingin menyusu, ASI dapat diberikan sekitar 15 menit sebelum waktunya. Dengan begitu, si bayi akan merasa bahwa ada orang yang mengerti dia, bahkan sebelum dia mulai meminta ASI tersebut. Hal tersebut dipercaya dapat meningkatkan rasa percaya dari si anak kepada ibu, bahwa akan selalu ada orang yang mengerti dan melindungi dia bahkan hingga si anak tersebut dewasa.
Setiap kali menyusui, waktu yang direkomendasikan adalah sekitar 10-20 menit per payudara. Setelah 10 menit, ASI akan mengandung lebih banyak lemak yang dapat memberikan rasa kenyang. Dengan begitu, si bayi tidak akan cepat merasa lapar setelah menyusui.
Apabila ASI tidak dapat terus menerus diberikan karena berbagai kondisi, susu formula dapat diberikan. Susu formula itu sendiri merupakan susu yang kontennya diupayakan sesuai dengan ASI sehingga tepat akan kebutuhan sang anak.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan susu formula untuk anak karena adanya resiko yang disebabkan pencampuran yang tidak tepat dan kontaminasi. Untuk menghindari resiko tersebut, perlu diperhatikan bahwa susu tidak boleh terlalu encer karena dapat menyebabkan bayi merasa kenyang oleh air padahal kandungan nutrisi di dalamnya masih sedikit. Akibatnya dapat terjadi kondisi undernutrisi. Biasanya hal ini terjadi pada ibu-ibu yang merasa susu formula terlalu mahal sehingga mengencerkannya untuk mengirit biaya susu formula. Sementara itu, jika terlalu kental, dapat terjadi dehidrasi dan masalah ginjal pada baik.
Untuk mencegah kontaminasi, botol harus secara rajin dibersihkan atau dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan. Apabila tidak habis, susu formula yang tersisa harus dibuang, tidak boleh diberikan untuk menyusui berikutnya. Batas susu masih dapat diberikan adalah kurang dari 2 jam sejak penyajian.
Tempat untuk menyiapkan susu juga harus bersih. Sebelum menyiapkan susu, cuci tangan dengan sabun dan air serta dikeringkan dengan lap bersih. Suhu air untuk menyiapkan susu harus lebih dari 70°C. Kocok botol untuk melarutkan seluruh susu. Untuk mendinginkannya supaya tidak terlalu panas untuk bayi, dapat dialirkan air pada botol susu tersebut (hati-hati jangan sampai air tersebut mengkontaminasi susu yang ada di dalam botol dengan memastikan bahwa air dialirkan hanya di bawah bibir botol). Selanjutnya botol dikeringkan dengan lap bersih. Untuk mengecek suhunya, dapat dilakukan dengan meneteskannya pada pergelangan tangan yang satu sisi dengan telapak tangan.
Bayi bisa mendapatkan makanan pendamping ASI sejak usia 4 bulan. Makanan yang dapat diberikan dapat berupa sereal bayi dengan tambahan sayuran dan buah. Selain dengan botol, bayi sudah dapat mulai diberi makanan dengan sendok.
Di usia enam bulan, bayi sudah dapat duduk. Di masa itu, bayi sudah bisa mendapatkan minum dari gelas. Konsistensi makanan sudah dapat berupa makanan yang ditumbuk atau dihaluskan. Mulai usia 8 bulan, bayi sudah bisa mendapatkan daging cincang atau dipotong kecil-kecil, roti, kraker. Di masa itu, bayi bahkan sudah dapat mulai makan sendiri. Namun, tetap perlu diperhatikan keamanan dan kebersihannya saat si bayi mulai belajar makan dengan menggunakan jarinya.
Diadaptasi dari seminar sehari oleh Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA (K): Nutrition Management of Well Infant, Children and Adolescents
Originally posted 2016-10-22 14:14:26.