Infeksi Dasar
Posted on: 22 Januari 2023, by : admin

Infeksi merupakan peristiwa masuk dan menggandanya mikroorganisme (agen) di dalam tubuh pejamu (host), sedangkan penyakit infeksi merupakan manifestasi klinik bila terjadi kerusakan jaringan dan atau fungsi bila reaksi radang / imun pejamu terpanggil. Pejamu memiliki benteng terhadap infeksi yang tersebar di seluruh jaringan dan mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh. Benteng pertama adalah kulit yang utuh, membran mukosa dan sekret yang diproduksi, contoh lysozym air mata merusak peptidoglikan dinding bakteri.

Masuknya agen infeksi dapat terjadi melalui peristiwa sebagai berikut :
• Kontak langsung (penyakit kelamin)
• Kontaminasi dan luka (infeksi luka dan rabies)
• Inokulasi (gigitan serangga, suntikan)
• Menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi
• Menghirup debu
Hasil akhir suatu infeksi tergantung pada kemampuan agen mengatasi pertahanan pejamu dan kemampuan pejamu melawan agen. Perubahan jaringan yang bersifat patologik dapat disebabkan oleh :

1. kerusakan yang diinduksi oleh agen,
2. reaksi radang pejamu,
3. reaksi imun pejamu,
yang tergantung juga oleh virulensi agen.

Kerusakan tersebut termasuk :

A. Organisme intrasel obligat

a. Nekrosis sel

Nekrosis akut dapat terjadi apabila penggandaan agen dalam sel disertai perubahan yang menghentikan fungsi sel. Ada agen yang merusak beberapa jenis sel, ada pula yang hanya spesifik.

b. Pembengkakan sel

Jejas yang sifatnya sublethal dapat meimbulkan berbagai jenis degenerasi. Pembengkakan merupakan perubahan paling sering dijumpai, misal pada sel hati yang mampu bertahan hidup dari serangan virus hepatitis akut.

c. Pembentukan inclusion body

Tampak pada mikroskop cahaya dan merupakan bukti dasar terjadinya infeksi organisme obligat intrasel. Terbentuk oleh partikel virus terkait atau sisa sintesis asam nukleat. Terdapat di inti dan sitoplasma dan merupakan dasar penegakan diagnosis infeksi virus secara histologik dalam jaringan.

d. Pembentukan sel datia
Sel datia berinti banyak terjadi pada beberapa infeksi virus, misal pada virus measles (campak) yang dapat membentuk sel datia berinti 20-200.

e. Infeksi virus laten

Beberapa virus berada dalam sel dalam jangka waktu yang lama dan reaktivasi dapat terjadi sewaktu-waktu.

B. Organisme intrasel fakultatif

Organisme ini termasuk mycobacterium dan fungi yang pengaruhnya dalam jaringan menggambarkan peradangan, reaksi imun (nekrosis caseosa karena hipersensitivitas lambat) dan fibrosis (yang merupakan proses penyembuhan).

C. Organisme intrasel

Kerusakan terjadi karena
1. Pelepasan enzim yang bekerja lokal
Enzim ini merusak molekul yang bersifat sebagai substratnya.

2. Menghasilkan vaskulitis lokal
Terjadi trombosis pembuluh kecil yang menyebabkan ischemia dan nekrosis.

3. Menghasilkan racun yang bekerja jauh dari tempat infeksi

  • Endotoksin: Terdiri dari komponen lipopolisakarida bakteri gram negatif yang terlepas ke aliran darah saat bakteri lisis.
  • Eksotoksin: Merupakan sekresi aktif bakteri pada lingkungannya. Eksotoksin ini merupakan antigen kuat yang merangsang diproduksinya zat anti spesifik (antitoksin). Eksotoksin dapat rusak pada suhu 60⁰C.

c. Enterotoksin
Eksotoksin yang bekerja pada sel mukosa usus. Enterotoksin melekat pada reseptor permukaan sel mukosa usus dan menimbulkan kerusakan bangunan (jaringan) atau fungsi.

Disusun oleh Johny Bayu Fitantra

Daftar Pustaka
Karnoko M. Patologi I (Umum) : Infeksi. 1st ed. Jakarta : Sagung Seto. 2006. p. 107-113

Originally posted 2016-10-21 08:12:44.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: