Diare Akibat Virus dan Keracunan Makanan
Posted on: 8 Agustus 2023, by : admin

A. Diare Akibat Infeksi Virus

Gastroenteritis viral adalah infeksi usus yang disebabkan berbagai macam virus. Gastroenteritis virus sangat menular dan merupakan penyakit yang paling umum kedua di Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan jutaan kasus diare setiap tahun.Virus merupakan penyebab diare tersering yang angka kejadiannya mencapai jutaan kasus tiap tahunnya.1 Umumnya adalah karena Rotavirus.2 Siapapun bisa mendapatkan Gastroenteritis virus dan kebanyakan orang sembuh tanpa komplikasi. Namun, Gastroenteritis virus bisa serius ketika orang tidak bisa minum cukup cairan untuk menggantikan apa yang hilang melalui muntah dan diare terutama bayi, anak-anak muda, orang tua, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Gejalanya berupa buang air besar yang berupa air (watery). Gejala utama Gastroenteritis virus adalah diare berair berbusa, tidak ada darah lendir dan berbau asam serta muntah. Gejala lainnya adalah sakit kepala, demam, menggigil, dan sakit perut. 3 Gejala biasanya muncul dalam waktu 4 sampai 48 jam setelah terpapar virus dan berlangsung selama 1 sampai 2 hari, walaupun gejala dapat berlangsung selama 10 hari. 1, 2

Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti:

1.       Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi dari tangan yang kotor.

2.       Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi bayi seringkali memasukkan tangan atau apapun ke dalam mulutnya karena virus dapat bertahan di udara sampai beberapa hari.

3.       Pengunaan sumber air yang sudah tercemar atau tidak memasak air dengan benar.

4.       Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.

5.       Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi alat-alat yang dipegang.2

6.       Orang yang tidak lagi memiliki gejala masih dapat menularkan karena virus dapat ditemukan dalam feces mereka sampai 2 minggu setelah mereka sembuh dari penyakit mereka. Juga, orang dapat terinfeksi tanpa gejala dan mereka masih bisa menyebarkan infeksi.1

Penyebab Gangguan

Virus-virus yang menyebabkan Gastroenteritis virus merusak sel-sel pada lapisan usus kecil. Akibatnya, kebocoran cairan dari sel ke dalam usus dan menghasilkan diare berair. Jenis virus penyebab tersering Gastroenteritis virus adalah: 1

1.       Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab utama antara anak-anak 3 sampai 15 bulan dan penyebab paling umum diare pada anak di bawah usia 5 tahun.1,4 Diperkirakan terjadi sekitar 3-5 miliar kejadian diare setiap tahun pada anak di bawah usia 5 tahun di Afrika, Asia dan Amerika Latin, menyebabkan sekitar 5 juta kematian. Negara maju memiliki angka morbiditas yang tinggi tetapi angka mortalitas yang rendah. Khasnya, sampai 50% kasus gastrienteritis akut pada anak yang dirawat di seluruh dunia disebabkan oleh rotavirus.

Infeksi rotavirus meningkat pada musim dingin. Infeksi simptomatik paling sering terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 2 tahun dan penyebaran terjadi melalui rute oral fekal.

Rotavirus muncul secara serentak. Saat usia 3 tahun, 90% anak memiliki serum antibodi terhadap satu tipe atau lebih rotavirus (ada 5 jenis rotavirus, dari A-E). Prevalensi antibodi rotavirus yang tinggi dipertahankan pada orang dewasa, menandakan reinfeksi virus subklinis. Reinfeksi rotavirus sering terjadi sehingga seorang anak hingga usia 2 tahun dapat mengalami reinfeksi hingga 5 kali. Faktor kekebalan lokal, seperti IgA sekretoris atau interferon penting untuk melindungi terhadap infeksi rotavirus. Infeksi asimptomatic sering terjadi pada bayi manusia di bawah 6 bulan ketika antibodi maternal protektif yang didapatkan oleh neonatus masih ada. Infeksi pada neonatus tersebut tidak mencegah reinfeksi, tetapi melindungi terhadap perkembanngan penyakit yang berat  selama reinfeksi.

Gejala infeksi rotavirus muncul 1 sampai 2 hari setelah terpapar. Rotavirus biasanya menyebabkan muntah dan diare berair selama 3 sampai 8 hari, bersama dengan demam dan sakit perut. Anak dengan immunodefisiensi dapat mengalami penyakit yang lebih berat dan lama. Rotavirus juga dapat menginfeksi orang dewasa yang kontak dekat dengan anak-anak yang terinfeksi, tetapi gejala pada orang dewasa yang lebih ringan. Rotavirus grup A merupakan patogen paling sering di manusia sementara itu, rotavirus grup B pernah menyebabkan wabah besar gastroenteritis yang berat pada orang dewasa di China. 4

Rotavirus bereplikasi pada sel epitel yang terdiferensiasi pada vili usus halus sedangkan pada lambung dan kolon tidak terkena. Virus baru diproduksi dalam waktu 10-12 jam. Pada biopsi, dapat ditemukan atrofi vili dengan reaksi kripta hiperplasia dan infiltrat limfositik pada lamina propria. 5

Virus ini bermultiplikasi di dalam sitoplasma enterosit dan merusak mekanisme transpor. Salah satu protein pengkode rotavirus, NSP4, adalah enterotoksin virus dan menginduksi sekresi dengan memicu lintasan transduksi sinyal. Sel yang rusak dapat pecah ke dalam lumen usus dan melepaskan banyak virus yang terlihat di feses (hingga 1010 partikel per gram feses). Ekskresi virus biasanya berlangsung selama 2-12 hari pada orang yang sehat tetapi bisa lebih lama pada orang yang kurang gizi. Diare yang disebabkan rotavirus dapat terjadi akibat gangguan abosrbsi natrium dan glukosa karena sel vili yang rusak digantikan oleh sel kripta yang tidak mengabsorpsi.4 Selain itu, bisa terjadi malabsorpsi nutrisi, elektrolit dan air sehingga terjadi diare yang osmotik dan bersekret dengan disertai muntah dan dehidrasi. 5 Diperlukan waktu sekitar 3-8 minggu untuk mengembalikan fungsi normal.4

Infeksi akan diikuti dengan respon sistem imun lokal dalam waktu sekitar seminggu. IgA pada gut merupakan korelasi proteksi. Infeksi dengan satu serotipe bisa memberikan perlindungan homotypic dan perlindungan heterotypic parsial. Pada penderita imunodefisiensi, infeksi yang persisten dapat terjadi serta menyebabkan diare kronik yang berat. 5

2.       Adenovirus

Adenovirus dapat bereplikasi dan menimbulkan penyakit pada saluran pernafasan, pencernaan, dan kemih serta pada mata.Adenovirus terdapat di seluruh dunia, tetapi biasanya tidak menyebabkan wabah penyakit di komunitas. Penularan dapat terjadi melalui jalur fekal oral, droplet pernafasan atau benda yang terkontaminasi. Sebagian besar penyakit terkait adenovirus tidak patognomonik secara klinis dan banyak infeksi yang bersifat subklinis.

Banyak adenovirus bereplikasi dalam sel usus dan terdapat dalam tinja, tetapi keberadaan sebagian besar serotipe tidak menyebabkan penyakit gastrointestinal. Dari 49 jenis adenovirus, dua serotioe (tipe 40 dan 41) menyebabkan gastroenteritis infatil dan menyebabkan 5-15% kasus gastroenteritis virus pada anak kecil. Adenovirus tipe ini dapat ditemukan dalam jumlah besar dalam feses.  Gejala biasanya muncul 1 minggu setelah terkena. Infeksi adenovirus terjadi sepanjang tahun. Terjadi terutama pada anak-anak di bawah usia 2 tahun.1,4

Adenovirus menyandikan beberapa produk gen yang melawan pertahanan pejamu antivirus. RNA VA yang banyak dan kecil memberikan perlindungan terhadap efek antivirus interferon dengan mencegah aktivasi kinase yang diinduksi interferon yang melakukan fosforilasi dan inaktivasi faktor 2 inisiasi ekukariotik. Protein regio adenovirus menghambat sitolisis sel yang terinfeksi oleh respons pejamu. Protein 19-kDa gp E3 menghambat gerakan antigen MHC kelas 1 ke permukaan sel sehingga melindungi sel agar tidak mengalami lisis yang diperantarai oleh limfosit T sitotoksik. Protein yang disandi E3 lain menghambat induksi sitolisis oleh sitokin TNF-α.

3.       Caliciviruses4

Famili caliciviridae dibagi menjadi empat genus, yaitu Norovirus termasuk virus Norwalk; Sapovirus; Lagovirus; dan Vesivirus.

Anggota dari virus ini, yang paling penting adalah virus Norwalk. Ini pertama kali ditemukan di Norwalk, Ohio, serta menjadi sumber beberapa epidemi atau wabah Gastroenteritis di ruang gawat darurat rumah sakit, sekolah dan bahkan di kapal pesiar di Amerika Utara. Virus ini paling sering menimbulkan wabah endemik gastroenteritis yang ditularkan melalui air, makanan dan kerang. Wabah di komunitas dapat terjadi sepanjang musim dengan puncak pada musim dingin.

Virus ini dapat menginfeksi orang-orang dari segala usia dan biasanya menyebabkan muntah dan diare berlimpah, dan berair. Pada fase simptomatik, penyakit ini dapat menyebabkan kelelahan, tetapi jarang diperlukan perawatan rumah sakit. Infeksi berlangsung beberapa hari dan tidak ada pengobatan khusus.

Virus ini sangat menular terutama seperti di sebuah sekolah dan bangsal rumah sakit. Lebih jarang, juga dapat ditularkan melalui air minum, yang mengandung virus, atau dengan makan makanan yang terkontaminasi oleh virus ini. Infeksi berkembang dalam 1-2 hari setelah kontak dengan orang yang terinfeksi.

Gastrointeritis yang disebabkan oleh virus Norlike memiliki masa inkubasi 25-82 jam. Aiwanntanya cepat dan dan perjalanan penyakitnya singkat, berlangsung selama 12-60 jam. Gejalanya antara lain diare, mual muntah, demam ringan, kram abdomen, nyeri kepala dan malaise. Infeksi Norwalk mungkin lebih menginduksi muntah daripada infeksi virus mirip Saporro. Dehidrasi merupakan komplikasi tersering pada pasien muda maupun tua. Tidak dilaporkan adanya gejala sisa.

Percobaan pada sukarelawan menunjukan dengan jelas bahwa adanya virus norwalk ditemukan bersamaan dengan penyakit klinis. Antibodi terbentuk ketika sakit dan biasanya melindungi dalam jangka pendek terhadap reinfeksi oleh agen yang sama. Kekebalan jangka panjang tidak berkaitan dengan adanya antibodi serum. Beberapa sukarelawan dapat mengalami reinfeksi oleh virus yang sama setelah sekitar 2 tahun.

Karakteristik virus Norwalk meliputi dosis infeksius yang rendah (sebanyak 10 partikel virus), relatif stabil di dalam lingkungan dan berbagai cara transmisi. Virus ini tahan dalam klorin 10 ppm dan pemanasan hingga 60⁰ C serta dapat bertahan di kerang yang dipanaskan.

Selama periode 1996-2000, makanan menyebabkan 39% wabah gastroenteritis Norwalk, kontak antar individu sebanyak 12% dan air sebanyak 3% dengan 18% wabah tidak diketahui sumbernya.

Riset pada sukarelawan menunjukan bahwa sekitar 50% orang dewasa rentan terhadap penyakit tersebut. Antibodi virus Norwalk didapat lebih lama daripada antibodi terhadap rotavirus, yang muncul pada masa awal anak-anak. Pada negara berkembang, sebagian anak sudah memiliki antibodi virus Norwalk pada usia 4 tahun.4

4.       Astrovirus

Astrovirus juga menginfeksi terutama bayi, anak-anak orang tua serta pasien immunokompromise. Virus ini paling aktif selama bulan-bulan musim dingin. Muntah dan diare muncul dalam waktu 1 sampai 3 hari setelah terpapar. Virus ini dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat banyak pada feses. Astrovirus ditransmisikan dengan rute fekal oral melalui makanan atau air yang terkontaminasi, kontak antar individu, atau permukaan yang terkontaminasi.

B. Keracunan Makanan6

Keracunan makanan dapat disebabkan oelh infeksi saluran gastrointestinal setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi secara berat, tapi mungkin juga disebabkan oleh peran racun yang bukan mikroba dalam makanan. Racun kimia yang menyebabkan keracunan makanan termasuk scombrotoxin (jenis ikan dalam keluarga mackerel), racun jamur dan tetrodotoxin (dari ikan fugu atau ikan puffer).

Keracunan makanan bisa nampak dalam beberapa bentuk dengan penampakan yang berbeda-beda. Jika muntah terjadi hanya dalam satu jam sesudah konsumsi makanan, itu mungkin disebabkan oleh racun S. Aureus atau Bacillus cereus. Enterotoxin ini diserap di lambung dan bekerja dengan mempengaruhi pusat muntah di saraf pusat. Diare merupakan tipikal dari jenis keracunan makanan yang ini. Bakteri penyebab biasanya tidak dapat ditemukan dari muntahan. Untuk mengkonfirmasi diagnosis, perlu diketahui dari anamnesis mengenai kemungkinan konsumsi makanan yang terkontaminasi.

Keracunan makanan akibat S. aureus sering disebabkan oleh kontaminasi produk salted meal, seafood, dan produk susu. B. cereus merupakan bakteri gram positif. Pembentukan spora basilus sering dikaitkan dengan nasi goreng, terutama nasi yang sudah agak lama sebelum digoreng. Pemanasan yang diterima basilus sebelum disajikan menstimulasi pembelahan spora yang masih bertahan hidup dari perebusan pertama.

Jika muntah tidak begitu besar, tetapi ada rasa nyeri kolik abdominal dalam 12-24 jam sesudah konsumsi makanan terkontaminasi, kemungkinan itu disebabkan oleh Clostridium perfringens. Ini merupakan bakteri gram positif yang menghasilkan enterotoksin di usus halus. Diare juga dapat muncul. Makanan umumnya meliputi daging dingin yang dihangatkan kembali. Pemanasan itu memicu pembelahan spora yang masih hidup pada saat dimasak pertama kali.

Kontaminasi tingkat tinggi dengan Salmonella atau Campylopacter spp bisa menyebabkan sindrom mirip keracunan makanan. Meskipun begitu, spesies ini lebih berhubungan dengan enteritis yang disebabkan invasi bakteri mukosa usus halus. Sindrom ini sebaiknya  diperiksa menggunakan tes laboratorium yang tepat dan sejarah makan untuk mencegah infeksi lebih jauh dari sumber yang sama.

disusun oleh Johny Bayu Fitantra

Daftar Pustaka

1Bethesda. Diunduh dari http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/viralgastroenteritis/. Diakses 15 Februari 2011.

2Badan Litbangkes. Diunduh dari http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/anak/diare260407.htm. Diakses 15 Februari 2011.

3Paul. Diunduh dari http://www.drpaul.com/illnesses/gastro.html. Diakses 16 Februari 2011.

4Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Jawetz, Melnick, Adelberg: Mikrobiologi Kedokteran: Adenovirus; Reovirus, Rotavirus & Calicivirus. 23ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2008. P. 430-7, 515-22.

5Greenwood D, Slack RCB, Peutherer JF. Medical Microbiology: Reoviruses. 15th ed. Hongkong: Churchill Livingstone, 1997. P. 516

6Inglis TJJ. Microbiology and Infection: Infection of Gastrointestinal Tract.  2nd ed. Spanyol: Churcill Livingstone, 2003. P. 90-1.

Originally posted 2016-10-20 10:53:22.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: