Pemilihan Terapi Anti Retroviral (ARV) untuk HIV/AIDS

AIDS adalah infeksi yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan suatu spektrum penyakit yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh yang meliputi infeksi primer, dengan atau tanpa sindrom akut, stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut.

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan lain yang penting untuk menunjang diagnosis maupun evaluasi terapi antara lain adalah

⦁ Pemeriksaan penyaring untuk diagnosis : enzyme immunoassay (EIA) atau rapid tests (aglutinasi, immunoblot) dengan metode yang berbeda.
⦁ Pemeriksaan konfirmasi : western blot (WB)
⦁ Pemeriksaan darah perifer rutin dengan hitung jenis (terutama
⦁ Hitung CD4 absolut
⦁ Pemeriksaan viral load HIV dengan PCR

Apa saja terapi yang

Mekanisme Apoptosis: Kematian Sel Terpogram

Selain mengalami nekrosis, sel juga dapat mengalami kematian yang terencana melalui jalur apoptosis. Sel yang akan mengalami apoptosis mengaktivasi enzim yang berfungsi untuk mendegradasi DNA nuklear sel itu sendiri, protein sitoplasma serta nukleus itu sendiri. Berbeda dengan nekrosis, pada apoptosis membran sel tetap intak. Hanya saja, tetap terjadi perubahaan membran sehingga akan dikenali oleh fagosit untuk fagositosis. Sel yang mati akan dibersihkan tanpa mengalami kebocoran. Dengan begitu, tidak ada reaksi inflamasi yang terbentuk pada proses apoptosis ini. Apoptosis dan nekrosi sebenarnya dapat terjadi secara bersamaan.

Lisosomal Storage Disease

Apa itu lisosom?
Lisosom adalah sebuah organel sel berbentuk bola yang berfungsi sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler (enzim hidrolise). Organel ini hanya ditemukan pada hewan. Lisosom mencerna organel berlebih, organel yang sudah usang atau rusak, partikel makanan serta menelan virus atau bakteri. Membran di sekitar lisosom memungkinkan enzim pencernaan bekerja pada pH 4,5 yang mereka butuhkan. Membran lisosom dan enzim hidrolisis dibentuk di retikulum endoplasma kasar yang kemudian diproses lagi di aparatus golgi. Karena peran mereka dalam autolysis, organel ini dijuluki sebagai kantong bunuh diri. Ada dua jenis lisosom, yaitu :

a.

Apa Penyebab Keriput dan Bagaimana Mengatasinya?

Kronologis Penuaan dan Keriput1

Penuaan kulit merupakan fenomena kompleks yang merefleksikan proses intrinsik natural dan ekstrinsik. Penuaan intrinsik merupakan fungsi hereditas individual dan hasil dari berjalannya waktu. Proses ini tidak bias dihindari.

Faktor eksogen seperti merokok, nutrisi buruk, dan eksposur sinar matahari merupakan penuaan ekstrinsik. Proses ini mestinya dapat dihindari dan biasanya berkaitan erat dengan penuaan dini. Faktanya, 80% penuaan kulit dipercaya disebabkan oleh eksposur sinar matahari. Eksposure radiasi UV, yang berdampak rusaknya DNA dan mempercepat pemendekan telomere, bisa dikatakan mempengaruhi penuaan intrinsik.

Kelainan Kongenital yang Diturunkan

Kelainan congenital, malformasi congenital, anomali congenital, atau cacat lahir merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan kelainan struktural, perilaku faal, dan kelainan metabolik yang terdapat pada waktu lahir. Cacat-cacat struktural congenital yang besar terjadi pada 2-3 % bayi yang lahir hidup, dan 2-3 % lainnya dikenali pada anak-anak umur 5 tahun. Cacat lahir merupakan penyebab besar kematian bayi yaitu kira-kira 21 % dari semua kematian bayi. Pada 40-60 % dari semua cacat lahir, penyebabnya tidak diketahui.

Sel: Keadaan Puasa

Satu jam setelah makan, kadar glukosa dalam darah akan mulai menurun. Keadaan tersebut dibarengi dengan penurunan kadar insulin (hormon pengubah glukosa menjadi glikogen) dan peningkatan kadar glukagon.

Di hati, glikogen akan di ubah menjadi glukosa melalui proses glikogenolisis. Glukosa tersebut nantinya akan dioksidasi di jaringan, seperti otak dan sel darah merah. Selain itu, triasilgliserida juga akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol melalui proses lipolisis. Asam lemak kemudian akan dioksidasi di otot maupun hati. Oksidasi asam lemak di otot berlangsung sempurna dan menghasilkan CO2 dan H2O. Sementara di hati, oksidasi berlangsung sebagian, menghasilkan badan keton.

Karakteristik Dasar Sel Manusia

Sel adalah satuan kehidupan yang paling mendasar. Sel merupakan unit terkecil yang masih dapat menjalankan proses yang berhubungan dengan kehidupan. Pada manusia, sel adalah blok-blok pembangun hidup bagi tubuh. Sel-sel yang menyusun tubuh manusia berukuran sangat kecil yang rata-rata bergaris tengah sekitar 10 sampai 20 mikrometer. Walaupun sebenarnya tidak ada yang namanya sel “tipikal”, karena begitu beragamnya spesialisasi struktur dan fungsi, berbagai sel memiliki tiga subdivisi utama: membran plasma, nukleus, dan sitoplasma.

Membran plasma atau membran sel adalah suatu struktur membranosa yang sangat tipis yang membungkus setiap sel, memisahkan isi sel dengan lingkungannya.

Transkripsi dan Translasi DNA

Transkripsi dan Translasi DNA

Pada mitosis, DNA terdistribusi sama ke dua sel anaknya. Kromosom diploid memiliki DNA dua kali lebih banyak dari kromosom haploid.

DNA merupakan polimer yang terdiri dari nukleotida yang terdiri dari tiga komponen; basa nitrogen, gula pentosa (deoksiribosa) dan gugus fosfat. Basanya bisa adenin (A), timin (T), guanin (G), atau sitosin (C).  Banyaknya keempat basa tersebut tidak lah sama tetapi hadir dalam rasio yang khas. Pada DNA manusia : A=30,9% dan T=29,4%; G= 19,9% dan C=19,8%.

Spermatogenesis dan Oogenesis

Gametogenesis adalah perkembangan sel kelamin jantan dan betina, atau gamet. Sedangkan gamet adalah sel reproduksi haploid (oosit atau spermatozoa) yang penyatuannya diperlukan dalam reproduksi seksual untuk mengawali perkembangan individu baru.1 Gametogenesis merupakan pembelahan meiosis yakni metode khusus pembelahan sel, terjadi pada maturasi sel kelamin, dengan cara setiap inti sel anak menerima separuh jumlah sifat kromosom sel somatik spesiesnya.1 Beberapa dari tahap-tahap meiosis sangat menyerupai tahap-tahap terkait yang terdapat pada mitosis. 2 Meiosis, seperti halnya mitosis didahului oleh replikasi kromosom. Namun, replikasi tunggal ini diikuti oleh dua pembelahan sel yang berurutan yang disebut meiosis I dan meiosis II.

Respirasi Seluler

A.Pengaturan Asam Basa1,2

Keasaman larutan dikenal dengan istilah pH (‘potenz’ /power hydrogen) yang pertama digunakan pada tahun 1909 oleh Soren Peter Sorensen, kimiawan Denmark.  pH menyatakan log negatif ion hidrogen dari suatu larutan, atau dapat pula digambarkan melalui rumus:pH= -log .  Menurut Bronsted-Lowry, larutan bersifat asam apabila dapat melepaskan ion hidrogen, sedangkan basa apabila dapat menerima ion hidrogen.