Pembiasaan Cahaya dan Daya Akomodasi pada Mata
Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya merupakan pembelokan arah cahaya karena cahaya melalui dua medium objek yang berbeda. Cahaya merambat lebih cepat pada udara dibandingkan media transparan lainnya. Pada mata, struktur terpenting yang berperan pada proses refraksi cahaya adalah kornea dan lensa mata. 1,2,3
Pembelokan ini dapat terjadi apabila cahaya datang dengan arah miring, bukan tegak lurus. Jika tegak lurus, cahaya hanya akan melambat dan mengalami pemendekan panjang gelombang. 2 Selain mengalami pembelokan, cahaya mengalami penurunan kecepatan sesuai dengan indeks bias dari medium yang dilalui.
Neuritis Optik
Neuritis optic merupakan penyakit inflamasi pada nervus optikus.1 Penyebab secara pasti dari inflamasi ini belum diketahui dengan pasti. Namun, diperkirakan hal ini berkaitan dengan autoimun yang dapat dipicu oleh virus.2 Secara klinis, istilah neuritis optik digunakan untuk mendeskripsikan kehilangan tajam penglihatan sekunder karena demielinisasi saraf. 3
Faktor-faktor lain yang diduga menjadi pencetus neuritis optik adalah sebagi berikut.2
Infeksi: bakteri (tuberculosis,toxoplasmosis and syphilis), virus (HIV, hepatitis B, and herpes zoster)
Cranial arteritis: inflamasi yang terjadi pada arteri di bawah tengkorak. Inflasi tersebut dapat menyebabkan penghambatan pembuluh darah pada mata atau otak sehingga terjadi kehilangan pandangan atau stroke.
Infeksi Virus dan Bakteri pada Mata
Infeksi pada mata dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, ataupun parasit. Infeksi tersebut dapat mengenai seluruh bagian mata, mulai dari kelopak mata hingga lensa. Infeksi pada mata dapat menyebabkan mata merah dengan penglihatan yang menurun maupun tidak. Pada penglihatan yang menurun, infeksi terjadi pada media refraksi mata, seperti pada kornea dan lensa. Sedangkan, pada penglihatan yang normal, infeksi terjadi pada struktur sekitar mata.1
Konjungtivitis
Konjungtivitis merupakan inflamasi pada konjungtiva yang menyebabkan adanya hiperemis mata dan keluarnya sekret purulen. Konjungtivitis ini terjadi akibat lemahnya sistem pertahanan pada konjungtiva.
Glaukoma
GLAUKOMA
Glaukoma merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraocular disertai dengan pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah. 1
Peningkatan tekanan intraokuler ini dapat terjadi karena adanya gangguan aliran aqueous humor yang disebabkan kelainan sistem drainase sudut kamera anterior (glaucoma sudut terbuka) atau gangguan akses aqueous humor ke sistem drainase (glaucoma sudut tertutup). 1
Glaukoma berbeda dengan hipertensi okular. Glaukoma lebih terkait dengan kerusakan pada nervus optikus dan atau fungsi penglihatan. Sementara hipertensi occular mengacu pada peningkatan tekanan yang tidak merusak saraf maupun penglihatan.
Patofisiologi Buta Warna
Mata manusia sebenarnya dapat mendeteksi hampir semua gradasi warna jika cahaya monokromatik dari warna merah, hijau, dan biru dipersatukan dalam bermacam-macam kombinasi. Bagian retina yang berfungsi untuk penglihatan warna adalah sel kerucut yang di dalamnya terdapat pigmen warna (pigmen cis aldehida A2) yang merupakan kombinasi retinal dan fotopsin.1,2 Di dalam setiap sel kerucut yang berbeda, hanya satu dari ketiga jenis pigmen warna yang ada sehingga sel kerucut mempunyai kepekaan yang selektif terhadap warna biru, hijau, dan merah. Masing-masing pigmen warna ini disebut pigmen peka warna biru, pigmen peka warna hijau, dan pigmen peka warna merah. Sifat absorpsi dari pigmen
Buta Warna
Buta warna merupakan istilah yang merujuk pada kesulitan membedakan warna. Istilah buta warna dinilai tidak tepat mengingat buta warna total (penderita sama sekali tidak bisa melihat warna apapun) merupakan keadaan yang jarang. Oleh karena itu, istilah yang lebih tepat untuk digunakan adalah defek penglihatan warna (color vision defect).1
Penglihatan warna merupakan kemampuan membedakan gelombang sinar yang berbeda dengan panjang 440-700 nm. Warna sendiri didefinisikan sebagai corak gelombang dengan kejenuhannya pada warna putih. Teori trikromat Young menyatakan terdapat tiga reseptor pada manusia untuk membedakan warna (merah/ protos (pertama), hijau/ deutros (kedua), dan biru/ tritos (ketiga)), yang dari gabungan ketiga corak
Biokimia Mata
Susunan Biokimia Mata
A. Kornea
Kornea merupakan sebuah lapisan transparan yang menutupi iris. Karena bentuknya yang melengkung, kornea membantu memfokuskan cahaya ke dalam retina. Permukaan luarnya terdiri dari epitel gepeng bertingkat. Lapisan tengah kornea terdiri dari serat kolagen dan fibroblast, dan permukaan dalamnya adalah epitel selapis gepeng. Bagian tengah dari kornea menerima oksigen dari udara.1 Di dalam kornea terdapat keratin sulfat I dan dermatan sulfat. Mereka merupakan proteoglikan yang terletak di antara serat-serat kolagen dan berperan penting dalam transparansi kornea.2 Sklera yang berwarna putih adalah lapisan jaringan ikat tebal yang terbuat sebagian besar dari kolagen dan fibroblast.
Anatomi Mata
Area orbita adalah daerah yang mengelilingi bola mata dan juga termasuk kelopak mata dan kelenjar air mata.1
A. Anatomi Orbit
Orbit adalah ruang yang terbentuk piramid yang bersisi empat yang merupakan tempat bola mata.1,2 Basis orbit menghadap anterolateral sedangkan apeks menghadap posteromedial.(gambar 1). Orbit memiliki dinding medial, yang dibentuk oleh apparatus nasal dan os etmoidalis, serta dinding lateral.Pada bagian superior, orbit berbatasan dengan sinus frontalis, sedangkan pada inferior sinus maksilaris.Volume orbit pada orang dewasa adalah sekitar 30 ml, dimana hanya seperenam yang ditempati oleh bola mata.2
Gambar 1. Orbit, pada ghambar a terlihat orientasi orbit.
Refraksi Cahaya pada Mata
Gelombang cahaya mengalami divergensi (memancar ke luar). Berkas cahaya divergen yang mencapai mata harus dibelokkan ke arah dalam untuk difokuskan kembali ke sebuah titik peka cahaya di retina agar dihasilkan suatu bayangan akurat mengenai sumber cahaya.1
Refraksi/bias adalah pembelokan berkas cahaya.Refraksi terjadi ketika berkas berpindah dari suatu medium yang mempunyai kepadatan berbeda.Ketika suatu berkas cahaya masuk ke medium dengan densitas yang lebih tinggi, cahaya tersebut melambat.