Varises Vena: Faktor Risiko dan Patogenesisnya
Varises vena termasuk dalam penyakit vena kronis. Sebuah sistem klasifikasi komprehensif, CEAP, digunakan untuk membuat diagnosis serta membandingkan pasien dalam populasi. Klasifikasi tersebut berdasarkan pada clinical disease class (C); etiology (E); anatomical (A) dan pathophysiology (P).
Sistemik Lupus Eritematosus: Manifestasi pada Berbagai Organ
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau yang dikenal sebagai lupus merupakan penyakit autoimun yang mana kerusakan organ serta selnya dimediasi oleh autoantibodi serta kompleks imun. Kondisi autoimun tersebut bersifat sistemik sehingga dapat menimbulkan manifestasi pada berbagai sistem organ.
Manifestasi SLE pada Sistem Muskuloskeletal
Sebagian besar pasien SLE mengalami poliartritis intermiten, yang bervariasi dari ringan hingga mengganggu aktivitas. Pada jaringan lunak terdapat pembengkakan dan tenderness pada sendi atau tendon. Umumnya poliartritis tersebut terjadi pada tangan, pergelangan tangan dan lutut. Deformitas sendi hanya terjadi pada sekitar 10%.
Sistemik Lupus Eritematosus: Faktor Risiko dan Patogenesis
Apa itu systemic lupus erythematosus?
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau yang dikenal sebagai lupus merupakan penyakit autoimun yang mana kerusakan organ serta selnya dimediasi oleh autoantibodi serta kompleks imun. Autoantibodi tersebut pada sebagian besar penderitanya sudah ada beberapa tahun sebelum mulai timbul gejala klinis. Semua orang dari berbagai golongan usia, etnis maupun gender dapat berisiko mengalami SLE. Namun, sekitar 90% penderitanya adalah wanita dalam usia produktif.
Bagaimana patogenesis terjadinya systemic lupus erythematosus?
SLE merupakan penyakit yang bersifat multifaktorial. Terdapat interaksi antara gen dan faktor lingkungan yang kemudian menghasilkan respon imun yang abnormal.
Sarkoma, Tumor Ganas Jaringan Lunak
Sarkoma adalah kelompok tumor yang berasal terutama dari mesoderm, tetapi dapat berasal dari ektoderm yaitu tumor sistem saraf perifer. Sarkoma merupakan tumor yang jarang, terhitung kurang dari 1% dari seluruh kanker pada dewasa, dan 7% kanker pada anak-anak. Sarkoma terbagi menjadi sarkoma jaringan lunak, sarkoma tulang (osteosarkoma dan kondrosarkoma), Sarkoma Ewing, dan tumor neuroektodermal primitif perifer.
Panduan Menjadi Seorang Pendonor Darah
Donor darah adalah suatu kegiatan memberikan darah secara sukarela untuk tujuan transfusi darah bagi orang lain yang membutuhkan. Pendonor adalah orang yang memberikan darah tersebut.
Massa Tiroid (Struma dan Keganasan Tiroid)
Kelenjar tiroid berada di inferior laring dan berbentuk seperti kupu-kupu. Kelenjar tiroid terdiri dari lobus lateral kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang terletak di anterior trakea. Terdapat lobus berbentuk piramid berukuran kecil yang terkadang meluas keatas dari isthmus. Berat tiroid normal adalah sekitar 30 g. Kelenjar tiroid memperoleh asupan darah dalam jumlah besar dan menerima sekitar 80-12 mL darah setiap menitnya.1,2
Secara mikroskopis, terdapat kantung yang disebut tiroid folikel yang membentuk hampir seluruh kelenjar tiroid. Dinding setiap folikel terdiri dari sel yang disebut sel folikular yang meluas hingga ke lumen folikel. Membran dasar mengelilingi setiap folikel.
Mekanisme Apoptosis: Kematian Sel Terpogram
Selain mengalami nekrosis, sel juga dapat mengalami kematian yang terencana melalui jalur apoptosis. Sel yang akan mengalami apoptosis mengaktivasi enzim yang berfungsi untuk mendegradasi DNA nuklear sel itu sendiri, protein sitoplasma serta nukleus itu sendiri. Berbeda dengan nekrosis, pada apoptosis membran sel tetap intak. Hanya saja, tetap terjadi perubahaan membran sehingga akan dikenali oleh fagosit untuk fagositosis. Sel yang mati akan dibersihkan tanpa mengalami kebocoran. Dengan begitu, tidak ada reaksi inflamasi yang terbentuk pada proses apoptosis ini. Apoptosis dan nekrosi sebenarnya dapat terjadi secara bersamaan.
Lisosomal Storage Disease
Apa itu lisosom?
Lisosom adalah sebuah organel sel berbentuk bola yang berfungsi sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler (enzim hidrolise). Organel ini hanya ditemukan pada hewan. Lisosom mencerna organel berlebih, organel yang sudah usang atau rusak, partikel makanan serta menelan virus atau bakteri. Membran di sekitar lisosom memungkinkan enzim pencernaan bekerja pada pH 4,5 yang mereka butuhkan. Membran lisosom dan enzim hidrolisis dibentuk di retikulum endoplasma kasar yang kemudian diproses lagi di aparatus golgi. Karena peran mereka dalam autolysis, organel ini dijuluki sebagai kantong bunuh diri. Ada dua jenis lisosom, yaitu :
a.
Leukemia Mieloid Kronik
Leukimia mieloid kronik (Chronic Myeloid Leukimia) didefinisikan sebagai penyakit stem sel pluripoten yang dicirikan dengan adanya anemia, granulositosis darah yang ekstrim, imaturitas granulositik, basofilia, dan seringkali juga trombositosis, dan juga splenomegali. Penyakit yang mana sel hematopoetiknya mengalami translokasi resiprokal antara kromosom 9 dan 22, terjadi pada lebih dari 90% pasien.
Gejala Klinis
CML dapat terjadi pada pria maupun wanita dengan perbandingan 1,4:1. Paling umum terjadi pada pasien yang berusia 40 tahun hingga 60 tahun.
Kondrosarkoma
Kondrosarkoma merupakan tumor ganas dari kartilago, berisi sel mesenkim yang menghasilkan suatu matriks kartilaginosa.1 Terutama pada orang yang berusia antara 30-60 tahun.2 Meskipun begitu, kasus ini sebenaranya juga bisa terjadi pada usia 5-91 tahun.3 Tumor ini terjadi pada 20% neoplasma malignant tulang primer. Frekuensi kasus pada pria adalah dua kali dari wanita. Kebanyakan kasus kondrosarkoma ini terjadi sebagai kasus neoplasma soliter, serta sedikit kasus terjadi pada pasien dengan keluarga yang mengidap osteochondromatosis multiple dan enchondromatosis (Ollier disease).4 Tidak ada pembentukan osteoid (tulang muda yang belum mengalami kalsifikasi) secara langsung.