Tanda dan Gejala Sirosis Hati

Pada stadium awal, sirosis sering bersifat asimptomatik sehingga baru diketahui ketika pasien berobat untuk pemeriksaan kesehatan rutin atau penyakit lainnya.  Gejala awal sirosis meliputi perasaan mudah lelah, nafsu makan turun, perut kembung, dan penurunan berat badan.  Pada pria, bisa menimbulkan impotensi, testis mengecil, ginekomastia, dan hilangnya dorongan seksual.  Hipetensi portal, kegagalan hati, hilangnya rambut, gangguan tidur, dan demam tidak terlampau tinggi dapat ditemukan pada tahapan lanjut.

Sirosis Hati

Sirosis termasuk dalam 10 penyebab kematian di dunia barat. Penyebab utamanya termasuk penyalahgunaan alkohol, infeksi kronis, hepatitis autoimun, penyakit bilier dan kelebihan besi. Sirosis merupakan keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus degeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoseluler. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular, dan regenerasi nodularis parenkim hati.

Penyakit Gastrointestinal dengan Gejala Dispepsia

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease/ Penyakit Refluks Gastroesofageal) 1

Suatu keadaan patologis yang disebabkan oleh refluks kandungan lambung ke esofagus.  Penyakit ini menimbulkan komplikasi yang berat berupa striktur, Barrett’s esophagus, dan adenokarsinoma di kardia dan esofagus.

Penyakit ini merupakan manifestasi akibat ketidakseimbangan faktor ofensif dan defensif.  Faktor ofensif yang pertama adalah pemisah antirefluks yang tidak adekuat akibat penurunan tonus LES (lower esophageal sphincter).  Penurunan tonus dipengaruhi oleh faktor adanya hiatus hernia, panjang LES, obat-obatan seperti antikolinergik, dan faktor hormonal seperti peningkatan progesteron.  Kedua, bersihan asam dari lumen esofagus yang dipengaruhi oleh gravitasi, peristaltik, ekskresi air liur, dan bikarbonat.  Setelah terjadi

Meknisme Buang Air Besar (Defekasi)

Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum.  Dalam keadaan normal, setiap harinya, kolon menerima sekitar 500 mL kimus dari usus halus melalui katup ileosekal dengan waktu yang dibutuhkan 8-15 jam.  Oleh karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan berlangsung di usus halus, maka kolon hanya menerima residu makanan yang tidak dapat dicerna seperti selulosa.  Selulosa dan bahan lain yang tak dapat dicerna akan keluar sebagai feses.

Gerakan kontraksi pada kolon disebut kontraksi haustra yang lama interval antara dua kontraksi adalah 30 menit, sedangkan usus halus berkontraksi 9-12 kali dalam semenit.  Kontraksi haustra berupa gerakan maju-mundur yang menyebabkan isi kolon

Komplikasi Diare

Diare dapat menyebabkan berbagai komplikasi.  Sebagian besar komplikasi disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh.   Komplikasi yang lebih serius dapat berupa sepsis (pada infeksi sistemik) dan abses liver.1

A.  Dehidrasi

Diare berat yang disertai nausea dan muntah sehingga asupan oral berkurang dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak dan lanjut usia.  Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan warna urin gelap, tidak mampu berkeringat, dan perubahan ortostatik .  Hal ini disebabkan oleh tubuh yang senantiasa menjaga homeostasis.

Diare Pada Penderita HIV

Oleh Herliani Dwi Putri Halim
Diare merupakan buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah padat dimana kandungan air lebih banyak daripada biasanya, berat 200 gram, dan frekuensi lebih dari tiga kali per hari. 1 Pada pasien HIV, diare dapat menyebabkan morbiditas yang berpengaruh terhadap penurunan kualitas kehidupan. Di Afrika, diare kronik dijadikan prediktor seropositif HIV pada orang dewasa. Tidak hanya itu, jumlah anak dengan HIV yang meninggal karena diare juga lebih tinggi daripada anak tanpa HIV. 2  Secara garis besar, etiologi diare dibagi menjadi infeksi dan non-infeksi.

Dispepsia

Dispepsia1,2 atau indigesti adalah kumpulan keluhan atau gejala klinis berupa rasa tidak enak atau sakit pada perut bagian atas yang bersifat menetap atau mengalami kekambuhan serta sering disertai dengan asupan makanan.  Keluhan refluks gastroesofagus  berupa heartburn dan regurgitasi asam lambung tidak lagi termasuk dispepsia.

Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease

ABSTRAK
Penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease, GERD) kurang umum dijumpai dan derajat keparahan endoskopiknya lebih ringan di Asia dibandingkan di negara-negara Barat. Namun, data saat ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan frekuensi penyakit tersebut di Asia. Pemeriksaan baku emas untuk diagnosis GERD erosif adalah endoskopi saluran cerna atas. Sementara itu, tidak terdapat pemeriksaan baku emas untuk diagnosis penyakit refluks nonerosif (non-erosive reflux disease, NERD) dan diagnosisnya mengandalkan gejala atau respons terhadap pengobatan proton pump inhibitor (PPI). Sasaran pengobatan GERD adalah menyembuhkan esofagitis, memperingan gejala, mempertahankan pasien tetap bebas gejala, memperbaiki kualitas hidup, dan mencegah komplikasi.